Review Buku
3:14:00 PM
Gendhis
Judul novel : Gendhis, True Forget-Me-NotPenulis : Dyah Prameswarie
Penerbit : Sheila
Tahun Terbit : 2014
Tebal : 215 halaman
Kata orang, cinta pertama tak lekang oleh waktu.
Betulkah begitu? Mungkin di sini, di Novel yang berjudul Gendhis ini, kita
akan menemukan jawabannya.
Gendhis, seorang wanita yang berprofesi sebagai
fotographer pre-wedding. Awal dari pencarian cinta pertamanya adalah dari
sebuah mimpi.
Mimpi Gendhis tentang rumahnya di Surabaya yang
selalu mengusiknya beberapa malam. Gendhis hanya mengira itu hanya mimpi biasa.
Tapi tidak bagi Noel, sahabatnya sekaligus partner kerjanya, ia yakin mimpi itu
seperti member petunjuk buat Gendhis agar mengunjungi rumahnya dulu di
Surabaya. Tapi mungkin itu akal-akalan Noel saja agar Gendhis mau ke Surabaya
memenuhi permintaan salah satu klien mereka.
Gendhis pun mengalah dan mereka berangkat ke Surabaya untuk menemui klien
dan mencari tahu apa arti mimpinya.
Benar saja, di rumah yang dulu ditempatinya di
Surabaya, ada sedikit teka teki yang terungkap. Sebuah tulisan sesorang yang
terpahat pada kusen pintu kamar salah satu rumah itu, bahwa suatu saat mereka
akan bertemu dan akan saling menunggu. Dia jadi teringat Dave, bocah bule yang
membuat pahatan itu. Janji Dave yang akan menunggunya dan meminta Gendhis untuk
tidak melupakan tentang mereka. Gendhis sampai tak sadarkan diri saat ia
mengingatkembali ucapan Dave.
Noel semakin yakin, Gendhis memang seharusnya
mencari Dave. Di novel ini, yang terlihat sibuk mencari memang Gendhis. Lalu
kemana Dave? Apakah Dave hanya benar-benar menunggu, sesuai janjinya dulu,
tanpa berusaha mencari cinta pertamanya, Gendhis? Sikap Dave ini juga yang
bikin gregetan. Sikap tengilnya jadi kelihatan. :)
Sayangnya pencarian jejak Dave terhalang oleh Sena,
tunangan Gendhis. Sena marah dengan ambisi
Gendhis yang ingin bertemu dengan Dave. Galeri fotonya di Bandung, Mansion de
Bois, diancam ditutup oleh Sena yang memang memiliki saham pada galeri itu.
Gendhis berhasil menemui Dave, tapi pernikahannya
dengan Sena terancam gagal. Gendhis tidak berpikir jauh bahwa pertemuannya
dengan Dave justru menambah rumit keadaan.
Sena semakin marah dengan sikap Gendhis yang
menyepelekan pernikahan mereka. Gendhis justru "kabur" ke Paris memenuhi undangan
kliennya yang ingin melakukan foto pre- wedding di sana. Sementara persiapan
untuk pernikahannya dengan Sena ia abaikan.
Gambaran Paris yang begitu detail amat meyakinkan
dideskripsikan di novel ini, seperti Jembatan Pont Neuf dan Galeries Lafayatte.
Padahal saya tahu, penulis belum pernah melakukan perjalanan ke Paris .:D. Dan di Galeries Lafayatte juga Dave melamar Gendhis. Ya, Dave ternyata
menyusul ke Paris karena ada urusan dengan kepenulisannya. Dave berprofesi
sebagai penulis.
Begitu kuatnya kah kenangan cinta pertama?
Begitulah yang digambarkan di novel Gendhis. Terjawab sudah pertanyaan awal
tadi, bahwa cinta pertama (mungkin) tak kan lekang oleh waktu.
Koreksi:
1.
Typo, hal 25 dan 193; Mataku membelak mendengar Sena mengatakan hal tersebut. (Mungkin maksudnya
membelalak)
2.
Profesi Dave sebagai penulis kurang kuat. Tak ada bukti
satu karya aja kalau Dave itu seorang penulis. (Maaf, Mbak Dydie :D)
3.
Typo, hal 97; Malamnya, Noel tampak lebih sehat dari
pagi tadi. Kami sepakat untuk mencari makan malam diluar, bersama Dave. Kali
ini, lelaki tampan ini dibalut kemeja yang lengannya digulung selutut. (Mungkin maksudnya sesiku)
Gendhis, True Forget-Me-Not.
3 komentar
Makasih Dian untuk apresiasinya. Makasih juga sudah mau membaca dan menemukan kekurangan novel ini ^_^
ReplyDeleteHmm, tapi kritiknya kurang pedes, hehehe.
Well, but I have to say sorry to you (and all my readres). Ini bukan karya terbaik saya karena masih buanyak kekurangan di sana sini. Semoga saya tetap bisa berkarya lebih baik dari ini ya!
Love,
Dydie
*readers
ReplyDeleteTypo lagi :3
Haha....
ReplyDeleteOke, sama-sama. Aku juga belajar dari setiap Novel yang aku baca. ;)